ADA APA DENGAN JAKARTA ????????????????
JAKARTA, KOMPAS.com - Banjir di 11 RW di Kelurahan Petamburan, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, semakin tinggi. Air pun berusaha disedot dari rumah pompa yang berada di dekat Rusun Petamburan.
Menurut petugas rumah pompa air di Petamburan, Komara, air sudah bisa disedot karena air di Kali Ciliwung yang berada di seberangnya sudah lebih rendah ketimbang air di perumahan warga. Pompa pun sudah bisa dioperasikan.
"Kalau kemarin karena air di kali lebih tinggi, air tidak bisa dipompa. Kalau sekarang sudah bisa karena tinggi air di kali lebih rendah," kata Komara, Jumat (18/1/2013).
Pompa air di rumah pompa di Petamburan ini masih baru. Saat Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo bertandang ke daerah ini beberapa waktu lalu, pompa baru dikirim. Pompa lama yang sudah rusak diganti yang baru dan sudah bisa dioperasikan.
Sementara itu, kondisi rumah-rumah warga di 11 RW di Kelurahan Petamburan, hingga pukul 10.30 WIB, masih terendam air hingga nyaris menyentuh genteng. Saat malam, kondisi gelap gulita. Warga diungsikan ke bangunan SDN 01-04 Petamburan yang letaknya lebih tinggi.
Sementara warga Rusun Petamburan yang terkepung air sudah mulai kesulitan air untuk minum. Warung-warung yang berada di enam blok di rusun tersebut sudah kehabisan stock minuman galon. Bahkan bahan makanan seperti telor sudah sulit didapat.
"Kemarin sedia dua peti habis, enggak ada sisa. Itu ada pesanan orang. Harganya juga naik," kata Rani, pemilik warung di Blok III Rusun Petamburan.
Selain itu, air PAM byar pet. Namun jika air PAM sedang mengalir, air yang keluar kecokelatan. Sehingga air hanya dipakai hanya untuk keperluan mencuci saja. Warga pun hanya bisa berharap air segera surut.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Syamsul Maarif, mengaku telah melaporkan perkembangan terkini soal banjir Jakarta dan sekitarnya kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Laporan mengenai ancaman banjir dan upaya penanggulangannya telah disampaikan pada pukul 09.10 Wib, Kamis (17/1)
Tidak masalah Istana terendam banjir. Yang penting masyarakat terlindungi. Lakukan upaya penanggulangan banjir dengan mengerahkan seluruh potensi nasional yang ada. Tetap semua mendukung Pemda DKI dan memberikan pendampingan. Untuk nasional semua di bawah kendali Kepala BNPB. Pantau terus perkembangan dan laporkan ke Presiden upaya penanggulangannya, ujar Presiden pada Syamsul Maarif sebagaimana disampaikan Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Dr. Sutopo Purwo Nugroho pada wartawan.
Saat ini tinggi muka air Sungai Ciliwung terus naik. Pada Kamis, pukul 09.00 WIB di Manggarai ketinggian air terukur 1.020 cm. Jauh di atas batas Siaga I yaitu 950 cm. Dengan kondisi demikian maka wilayah Jakarta yang terendam banjir makin meluas. Ini ditambah dengan banyak titik-titik genangan dan banjir yang merata di Jakarta.
Dengan tinggi muka air 1.020 cm maka kemungkinan debit sungai Ciliwung sebagian dialihkan ke Sungai Ciliwung lama. Jika tidak maka dikhawatirkan tanggul Kanal Banjir Barat dapat jebol dan banjir makin meluas.
Posko nasional penanggulangan banjir Jakarta dan sekitarnya telah ditetapkan di Kantor Kementerian PU, Jakarta. Siang ini pukul 10.00 Wib, Kepala BNPB melakukan rapat dengan Gubernur DKI, Jokowi, di Balai Kota untuk berkoordinasi melakukan penanggulangan banjir.(afz/jpnn)
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menetapkan tanggap darurat hingga 27 januari 2013 terkait bencana banjir dan tingginya intensitas hujan. Untuk mengantisipasi hal tersebut dalam beberapa hari ke depan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan bekerjasama dengan Pemerintah Pusat dalam menangani bencana banjir tersebut.
Menurut Jokowi berdasarkan laporan yang diterima dari Badan Meteorologi
Klimatologi Dan Geofisika (BMKG) kemungkinan intensitas hujan masih
tinggi hingga minggu depan. Untuk itu Jokowi mengumumkan situasi tanggap
darurat hingga 27 januari 2013. Adapun maksudnya agar setiap Dinas dan
Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) bisa bergerak lebih cepat dalam
menanggapi masalah yang ada.
Untuk itu dalam jangka pendek Pemerintah DKI akan mengambil langkah
pendek untuk mengatasi persoalan tersebut. Beberapa pemecahan masalah
yang dilakukan adalah dengan melengkapi kekurangan toilet di lokasi
bencana banjir saat ini, mengirim selimut,makanan, hingga tenda darurat
dalam mengatasi persoalan bagi korbna bencana banjir.
Bersamaan dengan itu Jokowi mengungkapkan bagi anak-anak sekolah di
daerah DKI Jakarta yang terkena banjir untuk sementara di liburkan guna
menghindari kejadian yang tidak terduga. Lebih lanjut Jokowi
mengungkapkan untuk lebih mempercepat turunnya bantuan maka pengadaan
bantuan tersebut tidak dilakukan sehingga prosesnya berjalan lebih
cepat.
“Anak sekolah yang berada di kecamatan yang terkena banjir kita
liburkan sementara waktu. Sementara untuk mempercepat penanganan banjir
semua pengadaan tidak melalui proses tender sehingga lebih cepat
masyarakat menerimanya,” ujar Jokowi dalam jumpa pers di Balai Kota,
Kamis (17/1).
Pada tempat yang sama Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung
Laksono mengungkapkan, dalam mengatasi permasalahan banjir Pemerintah
Pusat dan Pemerintah DKI Jakarta bersinergi bersama dalam mengatasi
masalah akibat banjir tersebut. Dengan itu beberapa langkah yang
diambil sama dengan penanganan yang diambil oleh Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta.
Agung mengatakan saat ini ada 68 titik dengan jumlah pengungsi
bertambah banyak menjadi 900.000 pengungsi dari 85.000.000 yang terkena
dampak banjir. Selain itu kerjasama yang dilakukan juga melibatkan
Kementerian Kesehatan, Kementerian Pekerjaan Umum, dan Kementerian
Sosial.
Adapun untuk jangkah menengah dan panjang sudah di siapkan beberapa
solusinya, antara lain dari Kementerian Pekerjaan Umum (PU) seperti
program drainase, pembuatan embung yang nantinya akan dikelola oleh
Kementerian Pekerjaan Umum dan Pemprov DKI Jakarta.
“Pompanisasi juga dilakukan, mobile dan stasiun diperbanyak dalam
jangkah menengah. Sedangkan untuk jangka panjang addalah pengerukan
sungai dan normalisasi bantaran sungai,” jelas Agung dalam jumpa pers di
Balai Kota.
Sementara itu Kepala Badan Nasioanal Penanggulan Bencana Syamsul
Maarif menuturkan tingkat ketinggian air pada tahun ini bertambah lebih
banyak ketimbang dari tahun 2007. Pada tahun 2007 ketinggian mencapai
1020 sedangkan pada tahun ini (2013) ketingian 1030. Dengan demikian
tingkat resiko akibat banjir semakin lebih besar.
Syamsul menuturkan kerugian saat ini belum bisa dihitung sedangkan
korban belum ada hanya pada saat ini sedang mengalami sakit. Syamsul
menjelaskan dalam penanganan korban bencana sudah disinergikan dengan
Polisi dan TNI dalam menjaga masyarakat. Ini dimaksudkan karena
masyarakat masih berpikir pada harta bendanya sehingga untuk
mengantisipasi ketakutan tersebut maka pihak keamanan akan menjaga
perumahan masyarakat. Untuk memberi keamanan maka masyarakat diminta
mengungsi sejauh 2 km dari lokasi bencana.
Bersama itu syamsul menyampaikan curah hujan ini akan berlangsung terus
hingga akhir januari sehingga masyarakat diminta untuk mengantisipasi
curah hujan yang tinggi. Menurut Syamsul persoalan utama saat ini
menyangkut tangkapan air sehingga kadang bisa saja ketinggian menjadi
naik dan bisa juga menurun. Saat ini BNPB sudah meminta Polda dan RRI
untuk membuat radio informasi sehingga apa yang dikerjakan bisa
disampaikan kepada masyarakat.
Untuk bantuan makanan BNPB hanya mengizinkan bantuan makanan dari
Kementerian Kesehatan karena terkait dengan susu formula yang diberikan
kepada anak-anak dan masyarakat.(faa)
Editor :
Ana Shofiana Syatiri
Sumber : http://megapolitan.kompas.com/read/2013/01/18/11271886/Kian.Tinggi.Banjir.Petamburan.Dipompa?utm_source=WP&utm_medium=Ktpidx&utm_campaign=Banjir%20Rendam%20Jakarta
http://www.bisnis.com/articles/banjir-jakarta-jokowi-tetapkan-dki-tanggap-darurat-hingga-27-januari-2013
http://www.bisnis.com/articles/banjir-jakarta-jokowi-tetapkan-dki-tanggap-darurat-hingga-27-januari-2013
Komentar
Posting Komentar