Langsung ke konten utama

LANDASAN ONTOLOGI LANDASAN EPISTEMOLOGI, DAN LANDASAN AKSIOLOGIS PEDADOGIK

LANDASAN ONTOLOGI LANDASAN EPISTEMOLOGI, DAN LANDASAN AKSIOLOGIS PEDADOGIK
1). Ontologi
Kata Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi menurut bahasa berasal dari bahasa Yunani. Kata Ontologi berasal dari kata “Ontos” yang berarti “berada (yang ada)”. Ontologi adalah bagian filsafat yang paling umum, atau merupakan bagian dari metafisika. Setelah menjelajahi segala bidang utama dalam ilmu filsafat, seperti filsafat manusia, alam dunia, pengetahuan, kehutanan, moral dan sosial, kemudian disusunlah uraian ontologi. Metafisika membicarakan segala sesuatu yang dianggap ada, mempersoalkan hakekat. Hakekat ini tidak dapat dijangkau oleh panca indera karena tak terbentuk, berupa, berwaktu dan bertempat. Dengan mempelajari hakikat kita dapat memperoleh pengetahuan dan dapat menjawab pertanyaan tentang apa hakekat ilmu itu.
Ditinjau dari segi ontologi obbjek penelaah ilmu mencakup seluruh aspek kehidupan yang dapat diuji oleh panca indera manusia yaitu obyek material (seluruh lapangan atau bahan yang dijadikan objek penyelidikan suatu ilmu) dan obyek formal (standarisasi objek). Untuk mengkaji lebih mendalam hakekat obyek empiris, maka ilmu membuat beberapa asumsi (andaian) mengenai objek itu. Asumsi itu perlu sebab pernyataan asumtif itulah yang memberikan arah dan landasan bagi kegiatan penelaahan. Suatu pengkajian ilmiah harus dilandasi dengan asumsi yang tegas. Pada hakikatnya Ontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang konsep penyelidikan alam nyata ini dan bagaimana keadaan yang sebenarnya melalui asumsi-asumsi dan penelaahan pada kebermanfaatan suatu objek dalam kehidupan

2). Epistemologi
Kata Epistemologi berasal dari bahasa Yunani artinya knowledge yaitu pengetahuan. Kata tersebut terdiri dari dua suku kata yaitu logia artinya pengetahuan dan episteme artinya tentang pengetahuan. Epistemologi merupakan pengetahuan tentang pengetahuan. Jika sumber-sumber pemikiran manusia, kriteria-kriteria, dan nilai-nilainya tidak diterapkan tidak mungkin seseorang mendapatkan suatu konsep sehingga perlu meneliti, mempelajari dan mencoba mengungkapkan prinsip-prinsip dari struktur pikiran yang dianugerahkan kepada manusia. Sehingga dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada seperti, Bagaimana pengetahuan itu muncul dalam diri manusia? Bagaimana kehidupan intelektualnya tercipta dan lain sebagainya. Eptimologi memandang pengetahuan (persepsi) secara garis besar, menjadi dua yaitu:
1. Konsepsi atau pengetahuan sederhana. Konsepsi merupakan pandangan kita terhadap suatu objek tanpa menilai atau memberikan pembenaran terhadap objek tersebut. Contohnya penilaian bahwa panas adalah energi yang datang dari matahari dan bahwa matahari lebih bercahaya daripada bulan. Dalam pembelajaran saat ini disebutlah asumsi hipotesis sebelum melakukan pembelajaran yang terletak pada bagian apersepsi pendahuluan.
2.    Pembenaran, suatu kegiatan ilmiah yang berupa pengujian kebenaran dari konsepsi-konsepsi yang diberikan. Dalam pembelajran pembenaran ini masuk dalam kegiatan inti.
Pada dasarnya Epistemologi membahas tentang bagaimana cara mendapatkan pengetahuan dengan memperhatikan hal-hal apakah yang harus diperhatikan agar mendapatkan pengetahuan yang benar, apa yang disebut kebenaran dan apa kriterianya. Epistemologi adalah proses mendapatkan pengetahuan dari logika, etika, estetika, bagaimana cara dan prosedur memperoleh kebenaran ilmiah, kebaikan moral dan keindahan seni, apa yang disebut dengan kebenaran ilmiah, keindahan seni dan kebaikan moral. Sering dikatakan bahwa epistemologi adalah metode keilmuan yang mengatur langkah-langkah proses berfikir melalui urutan kerangka dasar prosedur ilmu pengetahuan seperti perumusan masalah, pengumpulan data yang relevan, penyusunan data, perumusan hipotesis, uji hipotesis, dan muculkan pembenaran sebuah teori atau teori baru.
C. Aksiologi

Kata Aksiologi berasal dari kata “Axios” yang berarti “bermanfaat”. dan “logos” berarti”ilmu pengetahuan”. Landasan dalam aksiologi adalah penggunaan ilmu pengetahuan dan hubungannya dengan moral dan etika apakah ilmu engetahun digunakan untuk kebaikan atau merusak tatanan kehidupan. Secara umum dapat disimpulkan bahwa ontologi berupa asumsi terhadap kajian objek. Epistemologi adalah pengujian asumsi dengan menggunakan langkah-langkah yang telah ditetapakan dan Aksiologi membahas tentang sebuah kebermanfaatan ilmu pengetahuan yang dihasilkan dari kajian epistimlogi. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KONSEP PENDIDIKAN DARI TOKOH-TOKOH PENDIDIKAN

A. PANDANGAN PENDIDIKAN MENURUT TOKOH-TOKOH 1). Ki Hajar Dewantara Prinsip Belajar Penafsiran konsep pedidikan Ki Hajar Dewantara dibidang ide pendidikan merdeka, kodrat alam dan pendidikan anak-anak dipengaruhi oleh Frobel dan Montesori. Prinsip belajar Menurut  Ki Hajar Dewantara atau yang lebih dikenal dengan 3N yaitu Niteni, Nirokake, dan Nambahi. a.        Niteni Niteni merupakan kemampuan untuk mencermati, mengenali, dan menangkap makna (sifat, ciri, prosedur, dan kebenaran) suatu objek. Hal ini dapat diartikan merupakan proses perencanaan dan penemuan makna sifat, ciri, prosedur, dan kebenaran) melalui pengamatan indrawi. b.       Nirokake, dan Nambahi. Nirokake merupakan proses meniru suatu pandangan yang dilihatnya, sedangkan nambahi meruakan proses menambahkan sebuah objek yang telah melewati tahapan niteni dan nirokake. Pembahasan menganai kedua prinsip Nirokake, dan Nambahi selalu beriringan mengingat...

KAJIAN MASA DEPAN (FUTUROLOGY)

PENTINGNYA KAJIAN MASA DEPAN (FUTUROLOGY) DALAM PEDAGOGI Istilah futurologi dikaitkan dengan istilah-istilah riset masa depan ( future research ), studi masa depan ( future studies ), dan riset kebijakan, Futurologi dapat diartikan sebagai kajian atau studi tentang berbagai kecenderungan yang mungkin terjadi di masa depan. Kajian futurologi menjadi sangat penting bagi pedagogi karena melalui kajian ini kita bisa menyiapkan, membangun proses, dan berusaha mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan masa depan yang memiliki tantangan global yang belum dapat diprediksi. Apabila kajian tentang futurology tidak digunakan maka sudah menjadi barang pasti kompetensi anak-anak akan sangat jauh tertinggal dan tidak dapat bersaing dengan masyarakat global. Untuk mengimplementasikan kajian futurology ini dibutuhkanlah sebuah system yang dapat bertanggung jawab atas perkembangan komppetensi anak, melalui pendidikan. Pendidikan diharapkan dapat menyiapkan generasi bangsa yang dapat menghadapi dunia g...

PERSPEKTIF RELIGI TENTANG HAKIKAT PENDIDIKAN

MAKALAH PERSPEKTIF RELIGI TENTANG HAKIKAT PENDIDIKAN Diajukan untuk Memenuhi Tugas Landasan Pedagogi   M FURQON NOVIANA PUTRI    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA SPS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG OKTOBER, 2017 KATA PENGANTA R DAN UCAPAN TERIMAKASIH              Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah , Rabb semesta alam , Pembuat gelap dan terang, yang menguasai hati, pikiran hingga setiap hembusan nafas, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Perspektif Religi Tentang Hakikat Pendidikan” ini . Shalawat dan salam semoga senantiasa ditujukan bagi Rasulullah, keluarga, para sahabat dan siapa saja yang meneladani Rasullulah Muhammad S.A.W  dengan baik hingga hari kiamat . Makalah   ini merupakan salah satu tugas yang diselesaikan untuk m...