Langsung ke konten utama

MULTIKULTURALISME

MULTIKULTURALISME DALAM PENDIDIKAN DAN PENERAPAN PENDIDIKAN MULTIKULTUR DALAM PENDIDIKAN INDONESIA

Multikultural berasal dari kata multi yang artinya banyak, lebih dari satu dan kultural artinya berhubungan dengan kebudayaan. Secaara umum multikultural artinya bersifat keberagaman budaya pada setiap individu seperti perbedaan etnis agama, bahasa, gender, khas sosial, ras, kemampuan, dan umur agar proses belajar menjadi efektif dan mudah. Multikulturalisme dalam pendidikan artinnya memberi kesempatan yang sama pada setiap orang dengan tidak melihat perbedaan agama, bahasa, gender, khas sosial, ras, kemampuan, dan umur dalam memperoleh hak pendidikan yang layak. Multikultural dalam pendidikan bertujuan untuk tidak memandang perbedaan agama, bahasa, gender, khas sosial, ras, kemampuan, dan umur sebagai halangan bagi seseorang untuk menerima pendidikan. Multikultural dalam pendidikan mengajarkan kita untk menghargai dan menghormati perbedaan budaya  yang   berkaitan   dengan ras, etnis, gender, orientasi seksual,  keterbatasan, dan kelas sosial untuk melatih diri dan memperkaya makna atau arti hidup melalui proses belajar mengajar dikelas dan bentuk kearifan lokal bangsa Indonesia. Dalam penerapannya multikulturalisme pendidikan tidak memberikan perlakuan khusus pada agama, bahasa, gender, khas sosial, ras, kemampuan, dan umur tertentu.
            Penerapan multikultural dalam pendidikaan Indonesia dapat dilihat dari berbagai sudut pandang jenis-jenis multukulturalisme itu sendiri. Disekolah negeri contohnya perbedaan agama tidak menjadi halangan bagi setiap siswa untuk sama-sama belajar dikelas dan saling bertoleransi. Dari segi perbedaan gender pendidikan Indonesia juga tidak membatasi gender tertentu untuk menerima pendidikan, seperti jaman penjajahan dahulu yang membatasi perempuan untuk menerima pendidikan yang layak. Artinya ada kesetaraan gender dalam pemerolehan pendidikan. Begitu pula dengan perbedaan ras, etnis, umur, dan perbedaan bahasa semua difasilitasi dengan baik dalam pemerolehan pendidikan yang sama. Namun terkadang kita masih menemui siswa yang menertawakan salah satu dialek dan aksen bahasa salah seorang siswa yang sedang mengungkapkan pendapatnya di kelas. Mengejek teman yang memiliki warna kulit lebih gelap. Hal ini adalah tugas guru untuk membimbing siswa untuk menghargai perbedaan bahasa sebagai kearifan local bangsa Indonesia. Dari pihak pemerintah sendiri, pemerintah tidak ernah membedakan perbedaan-perbedaan tersebut sebagai halangan dalam menerima pendidikan, hanya saja siswa yang mungkin kurang tertanam rasa keberagamannya yang belum bisa menyikapi makna keberagaman dengan cermat.
Pendidikan di Indonesia juga tidak membedakan status social seseorang dalam pemerolehan pendidikan. Siswa yang kaya dan miskin semua berhak wajib belajar sesuai yang dicanangkan oleh pemerintah. Untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi pemerintah juga telah memfasilitasi masyarakat yang memiliki keterbatasan finansial untuk tetap berpendidikan dengan adanya beasiswa. Namun beasiswa ini juga tidak bisa disalurkan kesetiap anak, dan dibatasai oleh kemampuan anak itu sendiri. Selain itu masih juga ditemui penyalahgunaan wewenang dalam penyaluran beasiswa dimana diberikan pada siswa yang tergolong mampu atas dasar kekeluargaann, salam tempel dan berbagai modus lainnya. Sebenarnya pendidikan multicultural dari segi social sudah dijalankan dalam pendidikan Indonesia. Buktinya banyak kita ketahui anak seorang penarik becak misalnya dapat menempuh pendidikan doctoral sampai ke luar negri dan contoh lain sebagainya. Namun multikulturaslisme dari sudut social masih sangat membutuhkan perhatian dan perbaikan yang terus menerus agar dapat berjalan sesuai dengan hakikat  dari multikulturalisme itu sendiri. Sehingga tidak lagi ditemukan penguasaan pendidikan oleh masyarakat kelas atas.

Di Indonesia juga memberikan kesempatan yang sama, pada siswa yang memiliki perbedaan kemampuan untuk sama-sama belajar dengan siswa yang terlahir secara normal dengan syarat perbedaan kemampuan antar siswa tersebut tidak terlalu signifikan.   Manusia dilahirkan dengan kemampuan berbeda, ada yang dilahirkan berbeda secara fisik seperti diffable, tuna netra dan lain-lain. Dan aja juga yang berbeda secara non fisik seperti gangguan mental dan tingkat kecerdasan yang rendah. Syarat ini lah yang membedakan pemerolehan pendidikan di Indonesia. Perbedaan kemampuan tersebut, menyebabkan timbulnya diskriminasi dan pengurangan hak-hak individu terhadap seseorang yang mempunyai kemampuan berbeda. Pengurangan hak-hak individu ini diseseuaikan dengan kemampuan dari masing-masing individu. Hal ini akan memberikan hambatan bagi mereka untuk menerima pendidikan dan bersama-sama belajar. Berkaitan dengan hal tersebut, pendidikan multicultural perlu memberikan adanya upaya-upaya untuk menumbuhkan pemahaman dan sikap siswa agar selalu menghormati, menghargai dan melindungi hak-hak orang lain yang mempunyai perbedaan kemampuan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KONSEP PENDIDIKAN DARI TOKOH-TOKOH PENDIDIKAN

A. PANDANGAN PENDIDIKAN MENURUT TOKOH-TOKOH 1). Ki Hajar Dewantara Prinsip Belajar Penafsiran konsep pedidikan Ki Hajar Dewantara dibidang ide pendidikan merdeka, kodrat alam dan pendidikan anak-anak dipengaruhi oleh Frobel dan Montesori. Prinsip belajar Menurut  Ki Hajar Dewantara atau yang lebih dikenal dengan 3N yaitu Niteni, Nirokake, dan Nambahi. a.        Niteni Niteni merupakan kemampuan untuk mencermati, mengenali, dan menangkap makna (sifat, ciri, prosedur, dan kebenaran) suatu objek. Hal ini dapat diartikan merupakan proses perencanaan dan penemuan makna sifat, ciri, prosedur, dan kebenaran) melalui pengamatan indrawi. b.       Nirokake, dan Nambahi. Nirokake merupakan proses meniru suatu pandangan yang dilihatnya, sedangkan nambahi meruakan proses menambahkan sebuah objek yang telah melewati tahapan niteni dan nirokake. Pembahasan menganai kedua prinsip Nirokake, dan Nambahi selalu beriringan mengingat...

KAJIAN MASA DEPAN (FUTUROLOGY)

PENTINGNYA KAJIAN MASA DEPAN (FUTUROLOGY) DALAM PEDAGOGI Istilah futurologi dikaitkan dengan istilah-istilah riset masa depan ( future research ), studi masa depan ( future studies ), dan riset kebijakan, Futurologi dapat diartikan sebagai kajian atau studi tentang berbagai kecenderungan yang mungkin terjadi di masa depan. Kajian futurologi menjadi sangat penting bagi pedagogi karena melalui kajian ini kita bisa menyiapkan, membangun proses, dan berusaha mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan masa depan yang memiliki tantangan global yang belum dapat diprediksi. Apabila kajian tentang futurology tidak digunakan maka sudah menjadi barang pasti kompetensi anak-anak akan sangat jauh tertinggal dan tidak dapat bersaing dengan masyarakat global. Untuk mengimplementasikan kajian futurology ini dibutuhkanlah sebuah system yang dapat bertanggung jawab atas perkembangan komppetensi anak, melalui pendidikan. Pendidikan diharapkan dapat menyiapkan generasi bangsa yang dapat menghadapi dunia g...

PERSPEKTIF RELIGI TENTANG HAKIKAT PENDIDIKAN

MAKALAH PERSPEKTIF RELIGI TENTANG HAKIKAT PENDIDIKAN Diajukan untuk Memenuhi Tugas Landasan Pedagogi   M FURQON NOVIANA PUTRI    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA SPS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG OKTOBER, 2017 KATA PENGANTA R DAN UCAPAN TERIMAKASIH              Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah , Rabb semesta alam , Pembuat gelap dan terang, yang menguasai hati, pikiran hingga setiap hembusan nafas, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Perspektif Religi Tentang Hakikat Pendidikan” ini . Shalawat dan salam semoga senantiasa ditujukan bagi Rasulullah, keluarga, para sahabat dan siapa saja yang meneladani Rasullulah Muhammad S.A.W  dengan baik hingga hari kiamat . Makalah   ini merupakan salah satu tugas yang diselesaikan untuk m...