Matahari merupakan salah satu bintang yang termasuk dalam klasifikasi Bintang kelas G dengan temperatur permukaan antara 5000 hingga 6000 Kelvin, ini berarti matahari merupakan salah satu bintang terpanas ke-5. Dalam astronomi, klasifikasi bintang adalah peng-klasifikasian bintang bintang berdasarkan
kuat beberapa garis serapan pada pola spektrum, dan besarnya luminositas.
Klasifikasi Harvard (kelas spektrum)
Penggolongan
bintang-bintang tersebut diurutkan menjadi O, B, A, F, G, K, M. Pengklasifikasian ini berdasarkan temperatur bintang itu sendiri
Kelas O
Bintang kelas O adalah bintang yang paling panas,
temperatur permukaannya lebih dari 25.000 Kelvin.
Bintang deret utama kelas
O merupakan bintang yang nampak paling biru, walaupun sebenarnya kebanyakan
energinya dipancarkan pada panjang gelombang ungu
dan ultraungu.
Dalam pola spektrumnya garis-garis serapan terkuat berasal dari atom Helium yang terionisasi 1 kali (He II) dan karbon yang terionisasi dua kali (C III).
Garis-garis serapan dari ion lain juga terlihat, di antaranya yang berasal dari
ion-ion oksigen, nitrogen,
dan silikon.
Garis-garis Balmer Hidrogen (hidrogen netral) tidak tampak karena hampir
seluruh atom hidrogen berada dalam keadaan terionisasi. Bintang deret utama
kelas O sebenarnya adalah bintang paling jarang di antara bintang deret utama
lainnya (perbandingannya kira-kira 1 bintang kelas O di antara 32.000 bintang
deret utama). Namun karena paling terang, maka tidak terlalu sulit untuk
menemukannya. Bintang kelas O bersinar dengan energi 1 juta kali energi yang
dihasilkan Matahari. Karena begitu masif, bintang kelas O membakar bahan bakar
hidrogennya dengan sangat cepat, sehingga merupakan jenis bintang yang pertama
kali meninggalkan deret utama (lihatDiagram Hertzsprung-Russell).
Contoh : Zeta Puppis
Kelas B
Bintang kelas B adalah bintang yang cukup panas dengan
temperatur permukaan antara 11.000 hingga 25.000 Kelvin dan berwarna
putih-biru. Dalam pola spektrumnya garis-garis serapan terkuat berasal dari
atom Helium yang netral. Garis-garis Balmer untuk Hidrogen (hidrogen netral)
nampak lebih kuat dibandingkan bintang kelas O. Bintang kelas O dan B memiliki
umur yang sangat pendek, sehingga tidak sempat bergerak jauh dari daerah dimana
mereka dibentuk, dan karena itu cenderung berkumpul bersama dalam sebuah asosiasi OB.
Dari seluruh populasi bintang deret utama terdapat sekitar 0,13 % bintang
kelas B.
Kelas A
Bintang kelas A memiliki temperatur permukaan antara
7.500 hingga 11.000 Kelvin dan berwarna putih. Karena tidak terlalu panas maka
atom-atom hidrogen di dalam atmosfernya berada dalam keadaan netral sehingga
garis-garis Balmer akan terlihat paling kuat pada kelas ini. Beberapa garis
serapan logam terionisasi, seperti magnesium, silikon, besi dan kalsium yang
terionisasi satu kali (Mg II, Si II, Fe II dan Ca II) juga tampak dalam pola
spektrumnya. Bintang kelas A kira-kira hanya 0.63% dari seluruh populasi
bintang deret utama.
Kelas F
Bintang kelas F memiliki temperatur permukaan 6000
hingga 7500 Kelvin, berwarna putih-kuning. Spektrumnya memiliki pola
garis-garis Balmer yang lebih lemah daripada bintang kelas A. Beberapa garis
serapan logam terionisasi, seperti Fe II dan Ca II dan logam netral seperti
besi netral (Fe I) mulai tampak. Bintang kelas F kira-kira 3,1% dari seluruh
populasi bintang deret utama.
Kelas G
Bintang kelas G mungkin adalah yang paling banyak
dipelajari karena Matahari adalah bintang kelas ini. Bintang kelas G memiliki
temperatur permukaan antara 5000 hingga 6000 Kelvin dan berwarna kuning.
Garis-garis Balmer pada bintang kelas ini lebih lemah daripada bintang kelas F,
tetapi garis-garis ion logam dan logam netral semakin menguat. Profil spektrum
paling terkenal dari kelas ini adalah profil garis-garis Fraunhofer.
Bintang kelas G adalah sekitar 8% dari seluruh populasi bintang deret utama.
Contoh : Matahari, Capella, Alpha Centauri A
Kelas K
Bintang kelas K berwarna jingga memiliki temperatur
sedikit lebih dingin daripada bintang sekelas Matahari, yaitu antara 3500
hingga 5000 Kelvin. Alpha Centauri B adalah bintang deret utama kelas ini.
Beberapa bintang kelas K adalah raksasa dan maharaksasa, seperti misalnya
Arcturus. Bintang kelas K memiliki garis-garis Balmer yang sangat lemah.
Garis-garis logam netral tampak lebih kuat daripada bintang kelas G.
Garis-garis molekul Titanium Oksida (TiO) mulai tampak. Bintang kelas K adalah
sekitar 13% dari seluruh populasi bintang deret utama.
Contoh : Alpha Centauri B, Arcturus, Aldebaran
Kelas M
Bintang kelas M adalah bintang dengan populasi paling
banyak. Bintang ini berwarna merah dengan temperatur permukaan lebih rendah
daripada 3500 Kelvin. Semua katai merah adalah
bintang kelas ini. Proxima Centauri adalah salah satu contoh bintang deret
utama kelas M. Kebanyakan bintang yang berada dalam fase raksasa dan
maharaksasa, seperti Antares dan Betelgeuse merupakan kelas ini. Garis-garis
serapan di dalam spektrum bintang kelas M terutama berasal dari logam netral.
Garis-garis Balmer hampir tidak tampak. Garis-garis molekul Titanium Oksida
(TiO) sangat jelas terlihat. Bintang kelas M adalah sekitar 78% dari seluruh
populasi bintang deret utama.
Contoh : Proxima Centauri, Antares, Betelgeuse
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Klasifikasi_bintang
Wah baru tau saya mba', jadi ingin tau lebih bnyak tentang jagad raya,
BalasHapusSipp, Dah, ... artikelnya..
BalasHapusAne Bru Tw ini, Nov...
Bleh lah Copas Bwat Blog ane...
www.pakbendot.com
minta izin sama http://id.wikipedia.org/wiki/Klasifikasi_bintang aja ben sepertinya dy yang lebih berhak.
BalasHapusmaklum aq juga copas. :)
nice
BalasHapusKunjungan siang,, nice post...
BalasHapusSemoga panasnya mentari tak membakar hati ku.. :D
BalasHapusmantap....
BalasHapusmatahari aja yg klas 5 pnasnya bget menyengat
gmna dgan pnasnya klas O
trus kmbangin pgetahuannya
smga bermanfaat untuk smua.