Gadung
Dioscorea
hispida Dennust
atau yang sering kita kenal dengan gadung merupakan tanaman yang berbentuk
umbi. Gadung merupakan tanaman semak yang tumbuh menjalar, dengan permukaan
batang halus, berduri dan berwarna hijau keputihan. Daunnya tunggal, lonjong,
berseling, dengan ujung lancip dan pangkal tumpul, serta berwarna hijau.
Pembungaan berbentuk tandan, ada di ketiak daun dengan kelopak berbentuk
corong, dan mahkota berwarna hijau kemerahan. Buahnya bulat, dan setelah tua
berwarna biru kehitaman. Biji gadung berbentuk ginjal. Ada beberapa jenis
gadung. Antara lain
gadung bunga wangi, gadung kuning, gadung kelan, gadung cina, dan gadung padi yang bunganya tidak berbau.
gadung bunga wangi, gadung kuning, gadung kelan, gadung cina, dan gadung padi yang bunganya tidak berbau.
Dalam hal pengobatan tradisional,
bagian yang digunakan adalah rimpangnya. Bagian ini mempunyai sifat khas manis
dan menetralkan. Berdasarkan uji laboratorium, rimpang gadung mengandung unsur
kimia alkaloid dioskorina, diosgenina, saponin, furanoid norditerpena, zat
pati, dan tannin. Dengan berbagai kandungan tersebut, rimpang gadung berkhasiat
sebagai antiinflamasi, spasmolitik, diaforetik, dan kholagog (Anonim : 2010 ).
Ada
beberapa jenis Gadung, antara lain, Gadung Bunga Wangi, Gadung Kuning, Gadung Kelan, Gadung Padi (bunga tidak
berbau). Gadung dapat mengobati berbagai penyakit seperti, keputihan, kencing
manis, kusta, mulas, nyeri empedu, nyeri haid, radang kandung empedu, rematik
(nyeri persendian)., kapalan (obat luar).
Biasanya orang yang terbiasa
mengonsumsi camilan gadung cenderung terhindar dari gangguan rematik. Proses
penyembuhan rematik dapat dipercepat dengan menyantap camilan gadung. Tetapi,
konsumsi yang berlebihan apalagi jika proses pengolahannya kurang sempurna
dapat menyebabkan keracunan. Keracunan gadung berakibat tubuh kejang-kejang dan
kepala terasa pening. Bahaya ubi
gadung
karena mengandung zat yang disebut dioscorin [C13H19O2N].
Zat dioscorin ini bila dapat
mengakibatkan mual, muntah, pusing bahkan kematian. Agar dapat dimakan perlu
pengolahan, seperti berikut ini. Umbi dipotong tipis-tipis, kemudian direndam
dalam air yang telah dibubuhi garam. Umbi terus dialiri air sampai air
cuciannya tidak berwarna putih. Setelah itu dijemur di panas matahari (Anonim :
2012).
Komentar
Posting Komentar